Kamu, Selamat Tinggal
Kamu sudah bahagia belum?
Kalau belum, coba tengok, masih ada saya.
Tetap di sini menunggumu.
Mungkin
itulah jawaban saya dahulu. Ketika saya masih ingin menunggu kedatanganmu. Tapi,
kamu tidak kunjung menghampiri. Saat saya masih mengagumimu kantung matamu. Tapi,
kamu enggan menunjukkannya padaku.
Sekarang,
saya menyadari satu hal. Kamu sudah bahagia. Entah, bahagia seperti apa yang
kamu rasakan sehingga kamu selalu tersenyum. Oh, rasanya sudah lama saya tidak
melihat senyummu.
Lalu,
seiring kamu bahagia, perasaan saya turut memudar. Saya tidak mengetahui kapan
persisnya, tapi melihatmu bersamanya, saya cukup sadar diri. Pikiran semacam “kalian
cocok” atau “kamu sudah memilih yang tepat” seringkali muncul. Dan, saya hanya
bisa
berharap yang terbaik bagimu.
Kamu sudah bahagia ya?
Selamat.
Dan, selamat tinggal.
Dengan
ini, saya menutup seluruh cerita tentang kamu. Semoga kamu bisa selalu bahagia
bersama pilihanmu. Terima kasih juga telah dengan rela menjadi inspirasi menulis.
Akhirnya, selamat tinggal pemilik kantung mata yang selalu saya kagumi.
Comments
Post a Comment