Kiat-kiat untuk Tidak Mencintaimu

Melupa akan Kamu


“Dia konkret, transparan, dan abstrak menjadi satu. Ada sesuatu yang agung dalam dirinya. Perpaduan jiwa dan raganya seimbang dan sempurna. Demikian juga antara unsur-unsur konkret, transparan, dan abstrak.”

(Pernyataan di atas adalah rasa kagum Olenka terhadap Wayne Danton dalam novel Olenka)

---

Tidak lain, tidak bukan, dan tidak jauh berbeda, itulah yang konstruksi yang dibangun terhadapmu. Dulu, tentunya. Ketika saya masih belum paham bagaimana realisme lebih agung daripada romantisme; bagaimana jatuh-bangunnya saya untuk menuruti segala hasrat saya atas dirimu; dan bagaimana belum sadarnya hidup saya adalah bukan tentangmu lagi.

Mengenai apa itu cinta, bagi saya adalah hal basi. Karena, saya akan menjawab tidak tahu. Bagaimana bisa saya jatuh cinta terhadap manusia yang sama sekali tidak mengharapkan saya? Bagaimana bisa saya menunggu keajaiban Tuhan supaya anak Adam itu juga—setidaknya—ingin berteman dengan saya? Dan, bagaimana mungkin saya bertahan selama 3,5 tahun lamanya?

Kemudian, waktu perlahan merangkak. Saya menyadari bahwa saya bukanlah remaja lagi, melainkan beranjak dewasa. Usia 20 tahun memang mujarab bagi perempuan melankolis macam saya. Saya sudah tidak lagi menanti-nantikan sesuatu yang tidak “mengefek” buat saya. Selagi ada hal lain yang pantas saya lakukan, akan saya segerakan. Termasuk, dalam hal tidak lagi menaruh hati padamu.

Lalu, apakah saya sudah benar-benar melupakanmu? Saya belum tahu pasti, tapi saya sedang usahakan. Masih banyak hal yang menanti untuk saya selesaikan, termasuk studi yang memasuki tahap krisis ini. Dan, perihal menantikan dirimu adalah bukan prioritas saat ini.

Dengan demikian, bagaimana caranya melupakanmu versi saya? Sebenarnya, saya tidak berniat melupakanmu, tetapi hidup sayalah yang memaksa saya menyudahi rasa ini padamu. Hidup saya jauh amat lebih berarti daripada mengurusi perasaan sejenis ini. Dan, waktu adalah jawaban bagaimana saya akan melupakanmu.

Saya, bersama waktu, memiliki kiat untuk tidak lagi mencintaimu, yaitu melupakanmu. Sebisa mungkin, saya akan sudahi segala tulisan-tulisan tentangmu. Bukan, saya tidak akan menghapus tulisan-tulisan itu. Karena, mereka adalah sedalam-dalamnya rasa ini padamu—kala itu. Mereka adalah sekumpulan pemikiran konkret tentangmu yang pernah menjadi masa lalu yang saya miliki.

Terima kasih, pemilik kantung mata paling dalam, penjaga kotak berjaring, atau apapun itu panggilanmu.

Comments

Popular Posts