Sekat-Menyekat
berikan padaku setangkai tubuhmu
yang menyeruak terjang
dan sepatah senyum tanda pulang
sisihkan setangkup napasmu yang
mendera-dera
serta sedetik tunggu kapan datang
siapkah aku?
lemparkan inginmu pada tiap detak
nadiku
lalu secangkir merahku akan
bersuka-sukaan
cuihkan setetes bekumu yang kau
payungi
semoga lelah rasa bisa bertandang
samaan
maukah kamu?
pada bayang air aku pun merauk
punggungmu
yang berjaya di atas daya upayaku
berteman helaian hitam gelorakan
hasrat
jatuhkan diri pada kamu berdada
bidang
sanggupkah aku?
pada dekap angin di sekat dalam
lengang
matamu sempitkan serpihan yang
ruang, miliknya
merana aku tapi merupa sempurna ia
menjadi topan dalam lesahan badaiku
tegakah kamu?
aku khilaf berlayar ombak tanpa
kayuh
berjalan kalap yang lepas tiada
lupa
mengambang angan pada kamu yang
rapuh
meratap simfoni kelabu akan rupa
sudikah kamu?
coba tengok ke pilar coklat
lekat-lekat
saat jarum jam berteduh pada empat
lalu pungutlah beku yang hangat
pada petak yang bersekat pekat
sadarkah kamu?
pada detik yang meratap senja
dalam sayap-sayap rasa
untuk dirinya yang lupa
Comments
Post a Comment