Buku-buku yang Mengubah Dunia 3
Setelah menulis yang part 1 dan 2 aku kembali menulis untuk part 3. Masih dari buku yang sama
tentunya, Buku-buku yang Mengubah Dunia
karya Andrew Taylor. Di daftar ini, dari rentang abad ke-15 sudah ada beberapa
pengarang yang memang sangat terkenal dan karyanya pasti fenomenal. Check these out.
Il Principe oleh Niccolo Machiavelli
Il Principe oleh Niccolo Machiavelli
(Sumber gambar : http://tuscantraveler.com/2016/florence/dreaming-of-machiavelli/)
Tidak jauh berbeda dengan Republik buah tangan Plato, Il Principe atau The Prince juga mengisahkan bagaimana seorang pemimpin seharusnya bertindak
dan menghadapi musuh-musuhnya.
Niccolo Machiavelli lahir tahun 1496
dan hidup di masa kepemimpinan Lorenzo II de’ Medici di Firenze. Il Principe
saja baru diterbitkan tahun 1532, lima tahun selepas kematiannya. Ia pun pernah
dipenjarakan dan dibuang setelah terjadi perubahan kepemimipinan di Firenze.
Menurut Machiavelli, penguasa adalah
personifikasi negara, yaitu yang pantas mengendalikan negara adalah orang yang
memiliki kekuatan dan keteguhan hati, seperti dalam kutipan berikut.
“Faktanya adalah bahwa seseorang yang ingin bertindak
dengan luhur dalam segala hal pada akhirnya jatuh dalam kesedihan di antara
begitu banyak orang yang tidak luhur. ... Oleh karena itu, Anda harus paham
bahwa ada dua cara untuk berjuang: melalui hukum atau dengan kekuatan.”
(Il Principe,
Bab XV dan XVII, diterjemahkan oleh George Bull, 1961)
Dari perkataannya di atas, jelas bahwa pemikiran Machiavelli mengenai kekuasaan adalah mutlak bagaimanapun jalannya. Lanjutnya, Il Principe menyiratkan bahwa dalam memimpin, raja atau pangeran boleh mengabaikan motal dan etika—yang katanya ia mengaju kepada penguasa klasik yang tidak menyenangkan. Sebab itulah, pada tahun 1559 oleh Paus Paulus IV, Il Principe dianggap sebagai buku yang dicekal karena mendorong kemerosoran moral atau memberikan pandangan yang bertentangan dengan ajaran gereja.
Tidak demikian dengan generasi
selanjutnya yang menganggap bahwa Il
Principe mengembangkan prinsip bahwa seseorang memiliki kekuatan untuk
menciptaan nasibnya sendiri dengan cara merebut peluang dan melaksanakan
kehendaknya.
Kalau melihat dari judulnya, aku bisa
tebak bahwa buku ini tidak jauh berbeda dari buku yang serupa yang sudah aku
tulis di part 1. Judulnya adalah Geographia yang ditulis oleh Ptolomaeus.
Kalau Geographia hanya memunculkan
konsep tentang bumi beserta isinya yang luas yang masih bisa ditempati, Atlas, or, Cosmographic Meditations
menampilkan peta yang sebenar-benarnya.
Adalah mahakarya Mercator yang
mencetuskan bahwa peta bukan hanya yang seperti digambarkan oleh Ptolemaeus,
tetapi harus pula menampilkan hubungan politik yang tercerminkan melalui tata
ruang dalam bentuk antarbagian di peta. Mercator sendiri pun mengharapkan Atlas mampu menyajikan gambaran dunia
terkini dan terbaik yang bisa.
“Geografi dapat memberi masukan yang luar biasa bagi
bentuk pemerintahan jika buk tersebut menjelaskan tidak hanya posisi dari
berbagai tempat, tetapi juga karakter dan kondisi politiknya.”
(Pengantar untuk Volume 1 dari Atlas, or, Cosmographic Meditations, 1585)
Gerard Mercator yang tinggal di Rupelmonde, Flanders lahir pada tahun 1512. Volume pertama Atlas baru terbit pada tahun 1585 yang isinya 51 peta khusus Perancis, Negera Dataran Rendah, dan Jerman. Volume keduanya terbit tahun 1589, terdiri dari 22 peta Italia dan Negara Balkan. Akhirnya, volume ketiga terbit setahun setelah ia meninggal yaitu 1595 mencakup Britania, Arktika, Islandia, Skandinavia, Baltik, Rusia serta Afrika, Asia, dan Amerika.
Dengan keinginan yang sebegitu
besarnya, Proyeksi Mercator yang diciptakannya—teknik untuk mereproduksi dunia
yang bulat ke atas halaman yang datar—mampu bertahan sampai sekarang meskipun
tidak terlalu akurat. Mercator juga mengedepankan pengalaman dan eksperimen baru
para penjelajah ke dalam petanya untuk menyadarkan orang-orang bahwa “kebaruan”
adalah hal yang lebih penting daripada masa lalu.
Don Quixote digadang-gadang sebagai novel modern
pertama. Novel ini hadir pada abad 17 ketika Spanyol sedang berada dalam puncak
kejayaan sastra. Pada tahun 1605, bagian pertama Don Quixote terbit dan barulah
sepuluh tahun kemudian bagian keduanya muncul. Terjemahan bahasa Inggris
diluncurkan pada tahun 1612.
Ceritanya berupa parodi yang kental
dengan sifat kebenaran, pengkhianatan, dan kebohongan serta dibalut dalam kisah
ksatria yang sedang populer di Spanyol. Mengenai seorang ksatria yang
mempersenjatai dirinya dengan beragam peralatan unik dan bersama bawahannya
menempuh “peperangan” melawan kincir angin; dengan Alonso Quixano dan Sancho
Panza sebagai tokohnya.
“Diam, Sancho, temanku,” jawab Don Quixote. “Masalah
pertarungan, lebih dari yang lain, bisa terus berubah; lagipula aku berpikir
dan karenanya itu benar, bahwa Freston si Bijak yang mencuri kamar dan
buku-bukuku, ia jugalah yang mengubah raksasa-raksasa itu menjadi kincir angin
untuk mencabut kejayaanku jika aku berhasil mengalahkan mereka: sungguh hingga
seperti itulah kebenciannya padaku.”
(The Ingenious Hidalgo Don Quixote of La Mancha, Bagian I, Bab 8,
diterjemahkan oleh Edith Grossman, 2003)
Miguel del Cervantes, pengarangnya, adalah seorang pengelana yang hidup dari tahun 1547 sampai 1616. Dari dialah muncul istilah quixotic yang artinya “romantisme yang mewah” dan “kebaikan serta tidak mementingkan diri sendiri yang luar biasa”.
Cerita yang dirajut dengan penuh
kompleksitas dan keartistikan, penokohan yang kuat, dan pendekatan psikologis
yang mumpuni membuat Don Quixote menyandang gelar sebagai “novel modern
pertama, mungkin novel paling abadi yang pernah ditulis” oleh Carlos Fuentes,
penulis Meksiko.
Tibalah pada masa Shakespeare muncul
^^
Karya ini bukan dibukukan oleh
Shakespeare sendiri, tetapi oleh orang dekatnya yaitu John Hemynge dan Henry
Condell. Mereka adalah aktor dari teater milik Shakespeare, King’s Men. Di
dalam Kata Pengantar First Folio,
mereka mengungkapkan rasa hormat terhadap Shakespeare dan kenangan bersamanya.
“Adalah
sebuah hal yang layak, menurut keyakinan kami, untuk mengharapkan, bahwa sang
Penulis sendiri yang hidup untuk membuat, dan mengawasi tulisannya sendiri ...
Yang seperti halnya ia adalah seorang peniru alam yang ceria, ia juga seorang
pengungkap rasa yang paling lembut untuk keindahan alam. Pikiran dan tangannya
bergerak bersama-sama; dan apa yang dia pikirkan, dia munculkan dengan mudah.”
Sebenarnya, judul asli First Folio adalah Mr. William Shakespeares Comedies, Histories, & Tragedies, tetapi lebih dikenal dengan First Folio. Karya ini dibagi menjadi tiga urutan yaitu komedi (comedies), sejarah (histories), dan tragedi (tragedies). Kisah klasik Romeo and Juliet adalah salah satu dalam kategori tragedi.
Shakespeare,
yang lahir pada tahun 1564, sebenarnya tidak menyukai kalau karya dramanya
diabadikan—atau dibukukan. Menurutnya, naskah hanyalah perangkat praktis dalam
persiapan pertunjukan. Namun, ada beberapa naskah dramanya yang tercetak yang
merupakan versi bajakan atau yang bukan akurat dari ingatan para penonton
teater.
Mungkin bagi sebagian orang, naskah
drama Shaskespeare tidak ada bedanya dengan naskah drama lainnya yang dibukukan
dan dipasarkan. Namun, kalau dinikmati, karya-karya tersebut ternyata berbeda.
Karya dramanya tetap menunjukkan peran kemarahan, kekuatan, keraguan, atau
penyesalan melalui kata-kata. Tema-tema tersebut masuk ke dalam relung pembaca
lewat kekuatan bahasa yang mencerminkan pemikiran diri sendiri dan orang lain.
An Anatomical Study of the Motion of the Heart and Blood in Animals oleh William Harveu
Ini adalah salah satu karya dalam
bidang kedokteran. The Motion of the
Heart and Blood in Animals ditulis oleh William Harvey. Pada mulanya, karya
besar ini menuai kontroversi karena isinya bertentangan dengan teori yang telah
dikemukakan sebelumnya oleh Galen, ahli kedokteran Yunana-Romawi. Namun, lama
kelamaan teori yang dibawa oleh Harvey terbukti benar.
William Harvey, di dalam bukunya yang
ditulis tahun 1628, menyatakan bahwa peredaran darah “tertutup”, yaitu darah
dalam vena akan bergerak ke arah jantung, tetapi tidak ke arah yang berlawanan
atau bahwa darah dalam arteri pasti mengalir dari jantung, sedangkan darah
dalam vena mengalir kembali ke jantung.
“Saya berkewajiban untuk menyimpulkan bahwa darah dalam
tubuh hewan digerakkan mengelilingi suatu sirkuit dengan pergerakan berkeliling
yang tiada henti, dan bahwa ini adalah suatu kegiatan atau fungsi dari jantung
yang dijalankan melalui degupnya, dan itulah satu-satunya alasan mengapa
gerakan jantung berupa degupan teratur.”
(An Anatomical Study of the Motion of the
Heart and Blood in Animals, Bab 9 dan 14, 1628)
Dari pendapat Harvey di atas, ia sudah mencapai simpulan bahwa darah bergerak tanpa henti karena tekanan jantung di dalam tubuh hewan ataupun manusia, tidak seperti Galen yang menyatakan bahwa darah surut dan mengalir melalui pembuluh darah arteri.
Harvey pun mengakui bahwa teorinya itu baru dan banyak orang yang belum terbiasa. Karena, doktrin Galen tadi sudah menjadi keajegan. Namun, ia juga khawatir akan nasib orang ke depannya bila doktrin tersebut masih terus dipercayai walaupun hal itu tidak benar.
Baiklah,
aku rasa segitu dulu yang bisa aku tulis di part
3 ini. Lanjutannya, akan ada part
4-nya ^^ Jangan lupa untuk baca part
2 yang ada di tautan ini http://bianglalateratai.blogspot.com/2018/02/buku-buku-yang-mengubah-dunia-2.html.
Comments
Post a Comment