Saya Rindu, Kamu Bagaimana?


(unsplash.com/@spacex)

Hai, kabarmu baik? Ah, sudah lama rasanya saya tidak bercakap-cakap denganmu. Entahlah. Bukan bercakap-cakap, tapi menyapa lewat rentetan kata. Dulu, saya seringkali menyapamu. Saya sengaja menghidupkan kamu di dalam narasi yang saya buat. Tapi, nyatanya saat ini kamu menghilang.

Sejujurnya, saya banyak sekali menulis tentang kamu. Menggambarkan kamu sebagai sosok yang saya kagumi dan saya cintai. Sudah berapa lamakah ini? Ya. Sekitar empat tahun lamanya. Selama ini saya banyak mengalami mati-hidup, gugur-bangkit, jatuh-bangun, dan patah hati-jatuh hati. Tentunya, bersama kamu.

Sekali lagi, saya bertanya; bagaimana kabar kamu? Apakah kamu sudah menemukan kebahagian yang kamu cari? Lalu, seperti apakah kebahagiaanmu itu? Membersamai orang yang kamu cintai? Mendapatkan dukungan darinya? Melewati hari bersamanya? Saya kira, semua itu adalah definisi kebahagiaanmu.

Sayangnya, saya masih belum bisa menemukan konsep kebahagiaan. Bagi saya, merasa bahagia dan mendapatkan kebahagiaan itu berbeda. Jika yang pertama artinya bahagia untuk diri sendiri, sedangkan yang kedua berarti saya siap membagi kebahagiaan tersebut buat orang lain. Namun, keduanya masih abstrak.

Kalau kamu mau tahu, sampai saat ini saya belum bisa melupakan kamu. Mengapa? Itu juga yang saya mau cari tahu. Padahal, kamu sudah bersama orang lain. Saya sedih, sakit, dan seperti ingin menyudahi untuk mencintaimu. Tapi, entahlah, hati saya seperti belum bisa menemukan sosok yang bisa menggantikanmu.

Ah, saya pikir dengan tidak bertemu kamu, saya bisa melupakanmu. Saya salah. Saya semakin ingin menjumpaimu suatu hari nanti. Saat itu, saya ingin bilang terima kasih telah membuat saya memiliki kisah cinta yang rumit ini.

Note : Apa kamu masih jadi kiper? Sudah lama rasanya saya tidak melihatmu bertanding. Senang sekali rasanya kalau saya selalu bisa melihatmu menjaga kotak berjaring milikmu.

Comments

Popular Posts