Bolehkah Merasa Kosong
---
Saya seringkali menyibukkan diri. Mengerjakan ini-itu. Menyelesaikan apalah-apalah. Atau merampungkan masalah yang muncul. Kemudian, saya mendapati diri saya sibuk. Baguslah. Dengan begitu, saya tidak akan ingat kamu lagi.
Oiya, apa kabar kamu? Semoga kamu selalu bahagia bersama orang itu. Di sini, saya juga berusaha bahagia tanpa kamu. Kata orang-orang, saya harus sibuk supaya bisa lupa. Tapi, kadang melihat kamu bahagia, saya bingung. Mengapa saya belum bisa sebahagia kamu?
Saya sebenarnya sudah tidak ada rasa sama kamu. Meskipun ada, mungkin hanya 30%. Sisanya, sudah hilang entah ke mana. Kadang saya ingat kamu. Bukan ingat kamu karena saya rindu. Saya ingat kamu karena kamu bahagia, tapi saya belum. Tidak, saya tidak mengharapkan kamu. Saya hanya ingin bahagia tanpa kamu seperti kamu bahagia tanpa saya.
Doakan saya supaya bisa lupa sama kamu secepatnya.
---
[Halo, Re-happy. Selepas saya unfollow kamu, saya merasa agak baik. Tidak tahu apa-apa tentangmu ternyata jauh lebih baik untuk lupa sama kamu. Oiya, doakan saya ya supaya saya bisa bahagia juga seperti kamu. Saya selalu doakan kamu yang terbaik. Terima kasih atas segala hal yang kamu lakukan--jaga gawang, menyendiri, hingga acuhkan saya. Semua itu adalah sumber inspirasi saya dalam menulis.]
Comments
Post a Comment