Sebuah Review : Made of Stars
"Hidup, Harapan, dan Pengharapan"
Atas dasar
kebosanan akan kisah-kisah teenage,
romantis, atau rompis (roman picisan) yang sudah bisa ditebak alurnya, akhirnya
aku memilih Made of Stars sebagai
pengujungnya. Novel Made of Stars
dikarang oleh Hana Krisviana dan diterbitkan di bawah naungan GagasMedia pada
tahun 2013.
Kisah yang
dikarang oleh Mba Hana ini sangatlah lembut dengan plot atau istilahnya alon-alon asal kelakon (pelan-pelan asal
sampai yahaha). Maksudnya, antarkejadian terjalin tidak terlalu terburu-buru
dan bernuansa logis ketika dibaca. Meskipun, secara gamblang, tokoh-tokohnya
tidak mungkin ada di dunia riil, tetapi sungguh hidup ketika dinikmati—itulah
yang dinamakan fiksi murni.
Cerita berawal
dari kehidupan Aubrey Voerman alias Bree yang dipenuhi oleh keputusasaan,
penghilangan harapan, dan kebosanan atas hidupnya. Kemudian, datanglah sosok
Anael dalam wujud seorang Milo Cassani, kakak dari teman baik Bree yang bernama Zaccaria Moratte alias Zach. Anael adalah malaikat pelindung Bree
yang selalu muncul di dalam mimpinya. Di sini, Anael rela meninggalkan
kehidupannya demi menyelamatkan Bree dari takdir buruknya yaitu kematian. Pada
akhirnya, bagaimanapun takdir Tuhan memanglah tidak dapat dilawan.
Bukan Sekadar Roman Picisan Belaka
Meskipun sebagian
besar plot berkisah mengenai cerita cinta antara manusia dan malaikat, antara
Bree dan Anael, antara nyata dan ilusi, novel Made of Stars menyajikan sebuah pesan akan pentingnya harapan dan
perjuangan. Di sini, Bree menderita HIV sedari lahir. Kekuatan Bree
sebagai manusia diuji sedemikian rupa. Alhasil, ia menyerah dan menerima
kematiannya sewaktu-waktu.
Namun, di satu
sisi, Anael hadir sebagai “penyelesaian” sekaligus “pencerahan” atas hidup
Bree. Segala kepentingannya, kekuatannya, kewibawaannya, atau keajaibannya
tidaklah lebih penting daripada hidup Bree. Wajar saja, sebagai malaikat atau
pelindung, ia dituntut untuk membuat Bree menjadi lebih kuat dan menghargai
hidupnya—tanpa ada embel-embel rasa cinta. Sayangnya, yang terjadi sebaliknya,
Anael jatuh hati kepada Bree.
Pengharapan yang
dibangun oleh Anael kadangkalanya diterima oleh Bree, kadangkala juga
diempaskannya. Namun, dari situlah, sebenarnya dalam fase itulah ia sedang
berpikir kembali mengenai perkataan Anael. Bahwa, harapan adalah sebaik-baiknya
perjuangan dan sedalam-dalamnya perenungan seorang manusia sempurna.
Harapan Anael untuk Bree
Ada banyak sekali
perkataan Anael teruntuk Bree yang terkasih khususnya yang berkaitan dengan
harapan dan perjuangan yang menyentuh sekaligus mengharukan buat aku, hhh~
“Seperti hidup. Sekecil apa pun hal yang kita lakukan, kalau
kita harus mengeluarkannya dengan usaha keras—itu akan jauh lebih berarti dari
hal besar yang bisa kita lakukan dengan mudah. Keindahannya terletak di balik
usahanya.” (hlm. 41).
“ ... Tapi, apabila di dunia ini ada yang disebut dengan
keindahan hidup, kupikir itu terletak di usaha seseorang untuk mengatasi penderitaannya,
perjuangannya. Bukankah begitu?” (hlm. 80).
“Itu bagus, berarti mereka punya harapan. Walaupun sebatas
agar bisa kembali ke tempat ini, pada dasarnya pengharapan bisa membuat mereka
tetap hidup, kau tahu. Harapan itu jiwa manusia. Tanpa harapan, kau mati.
Kupikir sesederhana itu.” (hlm. 95).
“Tidak, kau itu seperti dandelion. Hidup dandelion juga
singkat, tapi lewat kematiannya dia dilahirkan baru. Benih dandelion yang kita
tiup akan melahirkan bunga dandelion lagi di tempat lain.” (hlm. 236).
Selamat membaca, semuanya! Semoga Made of Stars-nya
Hana Krisviana ini membuat kalian percaya akan harapan hidup hehe.
Comments
Post a Comment